#Indah’sOneDayTrip : Strolling Around Jakarta (Sholat di Masjid Istiqlal dan Foto-foto di Galeri Nasional)

[Travel Report] Halooo gaes 🙂 Setelah mendengar konferensi pers Habib Riziq di TV One, tetiba aku menjadi powered up untuk menulis lagi #lho. Pak Habib selalu mampu untuk mempowered up orang menurutku. No wonder muridnya banyak.

Mendengar konferensi pers tadi, tetiba aku langsung semangat 212 untuk buka folder di laptop dan nencari bahan untuk dipos. Tetep tapi yaaa ga ada niat membahas masalah kasus yang membuat #jakartahangat belakangan ini ^^v

Melihat folder-folder di laptop, tetiba aku terbawa untuk membuat travel report-ku selama jalan-jalan di Jakarta. Mumpung Jakarta lagi hangat dibahas, jadi mending aku bahas Jakarta juga. Kebetulan, menganggur x bulan, membuat aku ditakdirkan untuk beberapa kali mengunjungi sudut kota Jakarta. Tidak kusangka, Jakarta memiliki daya tarik. Terlepas dari cuaca dan politiknya yang panas #senyum.

Khusus untuk edisi jalan-jalan di Jakarta, aku membuat section tersendiri yaitu strolling around. Mengikuti bahasa anak kekinian saat ini. Yaah biarpun umurku sudah 2x, jiwaku tetep abege *dih*. Aku pun sudah berwacana bahwa sebelum 2016 menutup hari, aku berharap bisa mengunjungi beberapa museum lagi. Semoga bisa jadi kenyataan 😀

So, let’s check my first strolling around Jakarta post 🙂

Jalan-jalan ke Istiqlal dan Galeri Nasional, adalah strolling around perdana ku di Jakarta. Berawal dari ajakan si mas untuk nemenin dia tes kerja di kantornya yang sekarang, selama perjalanan aku sibuk memikirkan ide cemerlang untuk minta diajak jalan-jalan ke pusat ibukota.

Dalam pikiranku, aku sudah menarget Masjid Istiqlal, Galeri Nasional, dan naik bis tingkat. Gladly, si mas setuju untuk jalan-jalan. Sekalian merayakan aku SKL juga waktu itu. Sayangnya, opsi naik bis tingkat belum bisa jadi kenyataan karena kesorean. Tau sendiri jalanan di Jakarta kalau sore hari (Senin-Jumar) membuat orang ingin nikah bunuh diri.

Berikut ini dua tempat asik di Jakarta untuk dikunjungi

1. Sholat Zuhur di Masjid Istiqlal

Kunjunganku ke Istiqlal bukan lah kali pertama. Seingatku, terakhir kali aku mengunjungi Istiqlal saat aku SMA. Ada kerinduan untuk solat lagi disini. Yaah yang namanya rindu, harus diselesaikan kan ya. Langsung deh aku offer ajakan ini ke si mas dan he agreed hehe.

Menjadi warga Bogor selama 5 tahun, aku nyaris melupakan semua jalanan protokol di Indonesia. Tidak heran aku dan si mas beberapa kali muterin jalanan medan merdeka dan beberapa kali diklaksonin. Plat nomer B padahaaal. Malu juga si. Biasanya aku menyumpah serapahi mobil plat B kalo ada yang jalannya lelet di Bogor. Waktu itu, karma untukku berlaku :p

Pas aku nyampe kesini, azan zuhur sedang dikumandangkan. Langsung aja kita masuk masjid untuk sholat. Dasar anak Jakarta yang gak pernah kemana-mana, pas masuk masjid aku kebingungan untuk wudhu. Sempet nyasar ke tempar ngaji anak-anak, Alhamdulillah akhirnya aku menemukan tempat wudhu dan toilet Istiqlal. Norak yak -_-

Baidewei, tempat wudhu wanita ada di sebelah kanan gambar ini. Di lantai dasar masjid.

img_20160719_124332_hdr-medium

Welcome 🙂

Tempat wudhu dan toilet di Istiqlal sangat besar. Maklum masjid terbesar se-Indonesia. Kalau solat Jumat, area toilet dan wudhu ini digunakan untuk jamaah laki-laki (iyalah). Sorry to compare, tapi toilet dan tempat wudhu di Istiqlal gak sebersih yang ada di Masjid Kubah Emas. Mungkin karena seringnya Istiqlal dijadikan tempat wisata sehingga banyak orang yang menggunakan toilet dan tempat wudhunya. Udah gitu, waktu aku kesana, area toilet dan tempat wudhunya sedikit berbau amonia #eufimisme.

Balada nyasarku tidak sampai disini. Aku pun kembali dilanda kebingungan untuk menemukan tempat solat wanita. Setelah berani nanya sama mas-mas, akhirnya aku menemukan tempat sholat wanita. Sayang banget pas sampai, pas juga sholat zuhur berjamaahnya berakhir. Huhu sedih juga si, but that’s okay. Yang penting, aku bisa solat di Masjid terbesar di Asia Tenggara ini.

img_20160719_123703_hdr-medium

Tempat sholat wanita

img_20160719_123903_hdr-medium

Masjid dengan kapasitas 200 ribu jamaah ini, sangat bagus menurutku, terlepas dari area toilet dan tempat wudhunya ya. Yang paling menarik tentu area teras terbuka dan koridor masjid menurutku. Lantai di area koridor menggunakan granit dan sangat eye catching menurutku. Di tempat ini, aku meminta si mas untuk fotoin aku *kacau banget yak*. Alhamdulillah dibolehin sama petugas masjid. Baguus banget soalnya gaes. Klisenya, Instagram-able.

img_20160719_124729-medium

img_20160719_124719-medium

Area terbuka. Bagus, tapi panaaas ^^v

img_20160719_125138-mediumimg_20160719_125119-medium

img_20160719_125011-medium

Foto lain he he

Hal menarik yang baru kuketaui adalah, masjid ini didesain oleh seorang nasrani bernama Frederich Silaban. Meski demikian, desain masjid Istiqlal memiliki filosofis Islam yang tinggi. Selengkapnya bisa kalian baca disini https://id.wikipedia.org/wiki/Masjid_Istiqlal *males ngetik*. Fenomena menarik lainnya adalah desain masjid ini simpel banget namun tetap megah. Mungkin karena memang tujuan utama dari masjid Istiqlal adalah untuk menampung jamaah dalam jumlah besar. Sepeti untuk aksi super damai 2 Desember nanti he he (kasih contoh yang gak mainstream).

img_20160719_125444-medium

Coba cari si mas :p

img_20160719_125611-medium

Bapak di depan kaya model jalannya

img_20160719_125337-medium

How To Get Here

Alamat : Jl. Taman Wijaya Kusuma, Ps. Baru, Sawah Besar, Kota Jakarta Pusat, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 10710

Jam Operasional dan Tiket

Jam operasional : dari jam 04.00 pagi sampe habis isya. Entah persisnya ditutup jam berapa ^^v

Tiket Parkir : 5 ribu

Waktu kesini, aku gak dimintain uang parkir lagi. Hanya sekali d gerbang keluar.

2. Melihat Berbagai Karya Seni di Galeri Nasional Indonesia

Setelah sholat dan mengamati GMaps dengan sungguh-sungguh, aku dan si mas akhirnya jalan ke Galeri Nasional. Selwsai muterin jalan Merdeka lebih dari 3 kali dan nyasar ke arah Pasar Baru, sampailah kita ke pelaminan tujuan, Galeri Nasionaal. Tempat yang sudah sangat popular dan hits di kalagan Instagrammer ini, membuat aku tidak luput dari daya magnetnya. Teman-teman sejurusanku pun mengalami hal yang sama. Dua tahun lalu teman-teman sejurusanku sudah pernah ke sini, tapi waktu itu aku gak jadi ikut karena ada acara keluarga. Mungkin memang baru dikasi kesempatannya sama si mas. Jodoh apa kali ya *Aaamiin*.

img_20160719_143318-medium

Welcome 🙂

img_20160719_143117_hdr-medium

That Famous familiar spot. Remember?

Galeri Nasional terbagi menjadi 3 gedung, Gedung A, B, dan C. Waktu kesini, gedung C sedang ditutup, jadi kita hanya mengunjungi gedung A dan B. Minceu sedih sih karena artwork di gedung C katanya paling Instagram-able (niat kacau wkwk). Mungkin kalo weekend gedung C baru dibuka untuk umum. Pameran yang diadakan di Galeri Nasional sendiri terbagi menjadi dua yaitu pameran kontemporer dan pameran tetap. Pameran kontemporer berada di gedung B dan C sedangkan pameran tetap ada di gedung A. Eh apa ini terbalik ya? Yang jelas ada dua jenis pameran disini (really not reliable source. Diomelin blogger profesional lu ntar).

img_20160719_131234-medium

Fallen for this statue!

img_20160719_131454-medium

3D effect

Sewaktu datang kesini, kita menyambangi gedung A dulu. Waktu itu ada pementasan tari oleh seorang seniman yang jujur aku ga tau namanya #payah. Seniman itu mempraktekan tarian sesuai dengan tema lukisan yang sedang dipajang. Well, i have no idea about that dance actually. Yang datang kesana juga mostly pasti gak tau makna tarian itu.

img_20160719_132320-medium

Penampilan tari di gedung A

Di gedung A juga terdapat beberapa art work yang keren banget untuk dipajang di Instagram. Sayang beribu sayang, artwork tersebut sudah dikuasai sekelompok abege haus eksistensi yang gak ingin pindah tempat -_- Kesel sih, tapi ya mau bagaimana lagi. Aku berdua sedangkan abege-abege itu sekodi. Mau negur tapi takut pulang tinggal nama *ekstreme way of thinking*.

Untuk meredakan kejengkelanku, si mas coba ambil gambar aku dan beberapa side of Gedung A. Well, i hate to admit but si mas is definitely better than me. Harus aku akui he has that kind of talent. Most of our pictures here were taken by si mas. Semuanya mungkin. Instagram husband wanna be!

img_20160719_132530-medium

Cuma dapet foto ini.

Lepas dari kekecewaan di gedung A, si mas dan aku beranjak menuju spot lain yaitu gedung B. Berharap kondisi di gedung B lebih baik dari di Gedung A. Sebelum masuk gedung B, aku dan si mas sempet foto salah satu art work yang kece banget. Semacam gaya moon dance-nya Michael Jackson. No idea gimana cara buat art work ini.

img_20160719_132959_hdr-medium

Gedung B sendiri letaknya gak jauh dari gedung A. Sebelum memasuki area pameran Gedung B, kita diwajibkan menitipkan tas ke penjaga. Sama seperti sewaktu kita mengunjungi gedung A. Salah satu hal paling menarik dari Galeri Nasional adalah meskipun kita tidak dikenakan tiket masuk, servis yang ada di tempat ini benar-benar above expectation! Salah satunya adalah penitipan tas ini. Meskipun ini untuk urusan safety, tapi tempat penitipan tasnya bagus banget. Niat gitu untuk membangun suatu tempat. I really appreciate that.

img_20160719_132758-medium

Cool isn’t it?

img_20160719_132844-medium

Area di gedung B

img_20160719_142107_hdr-medium

Terdapat dua area pameran di gedung B, spesifiknya aku gak inget. Yang jelas satu area adalah area untuk Gerakan Seni Rupa Baru Indonesia dan area satu lagi aku lupa namanya. Intinya, di area yang lain, artwork yang dipajang adalah artwork-artwork lama berbentuk lukisan dan patung karya pelukis-pelukis legend di Indonesia. Pelukis legend ya bukan kakek legend *malah ngingetin*.

img_20160719_133145_hdr-medium

Welcome di Gedung B 🙂

Bisa ditebak, area gerakan seni rupa baru Indonesia adalah favoritku. Artwork disini benar-benar unik dan mind blowing. Ingin sih gaes memberikan kalian analisis tentang karya-karya disini. Tapi aku takut ketauan gak bisa mikirnya -___- Cukup foto-foto aja yak.

img_20160719_133239-medium

Favorite Area

img_20160719_133343-medium

img_20160719_134013-medium

Artwork favorit aku. Bagusss banget. Meskipun ga paham maknanya apa ^^v

img_20160719_134451-medium

Ini lebih sulit diartikan ^^v

img_20160719_134546-medium

Ngeeng Artwork. Wajib dimasukin

img_20160719_134835-medium

Ekspresi liat cowo ganteng. Malu-malu demen *inget yang motoin ndaaah*

img_20160719_133855-medium

Apa ya maknanya?

img_20160719_133801-medium

Artwork favorit si mas!

img_20160719_133736-medium

My favorite!

img_20160719_133655-medium

Ada gula, ada semut. Too familiar to be true

Seingatku, area satu lagi namanya area seni rupaera  lama/non kontemporer. Tipikal seni rupa yang dipajang adalah lukisan serta patung-patung. Tidak ada artwork dengan bentuk dan media yang tidak lazim seperti di area seni rupa generasi baru Indonesia. Mostly karya yang dipajang adalah lukisan karya Rendra. Entah ya ini duplikat atau aslinya. Yang jelas, banyak ditemukan lukisan ciptaan Rendra.

img_20160719_141908_hdr-mediumimg_20160719_135856-medium

img_20160719_135311-medium

Pembebasan Irian Jaya Barat

img_20160719_135533-mediumimg_20160719_135804-medium

img_20160719_135737-medium

Sok mikir padahal bengong

img_20160719_135405-medium

Kucing kaki kerbau he he

img_20160719_135012-medium

Jujur aku 130% bukan type of art person. Tidak ada satupun saraf di otakku yang bisa mengartikan artwork-artwork itu, alias aku gak ngerti maksudnya apa. Benar-benar saat aku melihat artwork, yang ada dipikiranku mereka bagus, dan aku mau difoto. Beres. Aku gak bisa menceritakan kepada kalian apa makna artwork-artwork tersebut. 65% pengunjung yang hadir juga aku yakin has no idea makna dari artwork yang dipajang disini. Most of us just wanna take a good picture ^^v.

Bacaan wajib untuk kalian : Tentang foto OOTD selama di Istiqlal dan Galeri Nasional

Gak heran aku sering bengong kalo tau harga lukisan. Apa yang membuat satu lukisan bisa dihargai mahaaal banget. Aku gak ngerti sama sekali. Contoh ya, aku itu selalu bingung kenapa lukisan Monalisa bisa spesial banget. Menurutku lukisan Monalisa ya hanya gambar seorang perempuan yang senyum tapi gak iklas. Aku gak bisa berfikir mengapa lukisan itu jadi berharga banget. Mungkin otakku terlalu miring ke kiri, jadi gak bisa menilai karya seni.

Pasti sih aku merasa bersalah datang kesini tanpa dapet makna dari tiap artwork dan cuma dapet foto-fotonya. Tapi sejujurnya, aku makin penasaran untuk datengin galeri lain di Jakarta. Niat utamanya untuk foto-foto, aku gak nampik, tapi niat lain adalah karena aku penasaran dengan karya seni kontemporer. Karya seni yang unik dan berani.

Selalu ada pertanyaan yang terbersit, bagaimana caranya seseorang membuat karya-karya seni tersebut? Apa yang mereka lakukan untu mendapatkan inspirasi itu? kenapa aku gagal dalam memahami suatu karya seni? Keep wondering.

How To Get Here

Alamat : Jl. Medan Merdeka Tim. No.14, RT.6/RW.1, Gambir, Kota Jakarta Pusat, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 10110

Aku gak bisa kasih penjelasan detail karena aku butaaa daerah medan merdeka dan kawan-kawannya. Percaya aja sama om gugel he he.

Website : galeri-nasional.or.id

Jam Operasional dan Tiket

Jam operasional : Senin-Minggu Jam 10.00-16.00

Tiket Masuk : GRATIS DOONG. Tapi bisa lah kasih pak satpam seadanya. Bukan termasuk pungli kok.

Life Lesson

  • Jaga kebersihan selalu. Jangan lupa. Jangan sampe karena kedua tempat ini tidak memungut bayaran, kalian malah seenaknya. Buang sampah itu gak sesusah lupain mantan kok :p Tahan-tahan kalo ada bekas makanan/minuman di tangan kalian. Tunggu sampe nemu tempat sampah, baru buang mantan sampahnya. Pokoknya jaga kebersihan adalah harga mati 😮
  • Tertib dan sopan juga dua hal yang gak boleh dilupain. Apalagi kalo ke mesjid istiqlal.  Please jangan adakan adegan lari-larian seperti di film India. Apalagi pose-pose gadis-gadis otomotif untuk sampul di kalender. Cukup pose-pose normal macam awak lah #ciee. Kalo sudah secantik Indah Hardiyanti, mau pose bagaimana pun gak akan jadi Chibi Maruko Chan #senyum #timpukinduit.
  • Nah ini sebenernya poin life lesson utama saya. Toloong yaa, ini sekali lagi tolong, duhai dedek-dedek gemesh dan para pecandu media sosial, tingkatin toleransi kalo datang ke Galeri Nasional atau tempat wisata lain yaa. Mentang-mentang gratis, jangan seenaknya ngambil gambar ya dek. Toleransi juga ya untuk berbagi waktu foto dengan yang lain. Please jangan monopoli spot photo di mana pun tempat wisata yang kalian datengn. Gini, mau 100 kali kalian ambil foto, muka kalian gitu-gitu aja. You wont be like Keira Knightley atau artis holiwut lain. Taaak. Wajah kalian akan gtu-gitu aja. Kuasai hasrat foto-foto kalian dengan mengingat statementku di atas yah :*
  • Ikutin ketentuan yang sudah diberikan panitia terutama masalah dilarang bawa tonsis ke ruang pameran! I know gaes hasrat untuk selfie itu sulit dibendung, tapi please jangan sampe kalian merusak artwork seseorang hanya karena nafsu foto-foto kalian. Like i said, mau seribu kali ambil foto, kalau wajah kalian kaya gitu, ya gitu aja. Ga akan ada perubahan signifikan ^^v
  • Aku sempet mikir lho untungnya Galeri Nasional itu dimana. Tiket masuk gratis. Fasilitas terlalu kece. Kebersihan terjamin. Mungkin karena kerja sama, sama pihak asing kali ya makanya tempat ini begitu terjaga #suudzontingkatdewa. Pemerintah harus banyak-banyak buat tempat kaya gini. Meskipun ya gak semua orang memahami seni, termasuk aku, tapi tempat kaya gini sedikit banyak memberikan aku pengetahuan dan pengalaman baru. Semoga diperbanyak sama pemerintah. Biar stok foto Instagramku juga banyak #ehgimana :p

Sekian strolling around Jakarta part one-ku. Segera episode-episode selanjutnya menyusul. Jangan bosen yaa sama postinganku yang isinya hedonisme dunia doang ya gaes ^^

4 komentar di “#Indah’sOneDayTrip : Strolling Around Jakarta (Sholat di Masjid Istiqlal dan Foto-foto di Galeri Nasional)

Tinggalkan komentar