[Travel Report] Halo Gaes! Apa kabar? Selamat malem minggoe bagi yang menjalankan, dan selamat membaca untuk yang jomblo :3 hoho. Aku sedang ingin mengedit posku tentang lawatan ke abandoned place di Bogor.
Tempat yang aku kunjungi ada tiga yaitu Goa Gudawang, Mausoleum Van Moutmen dan Prasasti Ciaruteun dan Kebun Kopi. Sebenarnya aku posting ini menjadi masing-masing post. Tapi aku berubah haluan dan ingin simplify ketiga pos jadi ku copas dari masing-masing post hehe.
Jadi tanggal 5 september 2015 kemarin uhuk *tiba-tiba batuk* aku dan si mas mendadak memutuskan untuk melawat beberapa tempat yang mulai terlupakan oleh orang-orang di daerah Bogor. Kenapa terlupakan? Karena memang tempat ini tidak instagram-able wkwkwk. Yaa sedikit sudah usang si. Kurang promosi juga. Meengetahui ini, aku dan si mas langsung berencana untuk kembali mempopulerkan wisata ini lewat blog-ku. Ada tiga tempat yang kita kunjungi sesuai dengan judul *males copas*. Mari kita tengook 😀
Goa Gudawang
Serasa mimpi gitu aku ternyata [akan] mengunjungi sebuah gua. Bukan gua yang sedang hits macam di gua pindul, melainkan kind of abandoned cave on Bogor. Feels so mixed : between happy and so much curious. Balik ke wordpress, Goa Gudawang itu letaknya nyaris di Jasinga, tapi bukan di Jasinga. DItemukan tahun 1990, Goa ini dulunya tempat wisata yang ramai dikunjungi. Namun, sekarang goa ini kehilangan pesonanya dan dapat dikategorikan ‘ter-abandoned’.
That’s why aku mulai menyadari arah travellingku, mengunjungi tempat-tempat yang sedikit ‘terlupakan’ agar orang kembali mengingatnya 😀
Tentu gak mudah gaes untuk bisa mempromosikan pariwisata, tapi aku tidak ingin menyerah….benar-benar tidak ingin!! *matanya jadi hijau* (lho???).
Jadi Goa Gudawang itu komleks Goa dan gak ada yang namanya goa gudawang di komplek ini haha. Di goa ini terdapat kurang lebih 12 goa, namun cuma 3 yang terbuka untuk umum yaitu Goa Sipahang, Goa Simasigit, dan Goa Simenteng. Goa ini kata guide-ku memang lebih banyak dikunjungi sama mahasiswa yang penelitian. Mungkin mahasiswa Geologi. Feelingku sih haha. So kita langsung ke galeri nyok
Pesan Penulis : Foto-foto disini karena keterbatasan penerangan dan device untuk memoto serta kondisi di dalam goa yang minim oksigen. Jadi tolong dimaafkan ya
Perjalanan ke Goa Gudawang ini sangat berkesan karena pertama kalinya aku caving. It’s amazing. Gak paham sama sensasinya. Aku mau lagi caviing pokoknya haha. Goa ini cukup panjang si dan beberapa part di goa ini terendam air, artinya kalo bogor balik ke kodratnya jadi kota hujan, kalian gak bisa lewat sini. Airnya bisa se-dada, as i explained above. Ujung goa ini kaya ruangan gelaap yang dipenuhi kelelawar. goa ini belum digali lagi si hehe dan feelingku kalo dibuka lagi bisa lead to somewhere gitu haha.
Aku saranin banget banget untuk gak ke goa ini kalo kamu punya peyakit pernapasan terutama asma. You’ll be kinda dying here. Di dalam goa ini bau kotoran kelelawar dan pengap. Untuk sampai ke ujung goa ini kalian juga harus merendam setengah kaki ke air dan harus menuruni beberapa anak tangga dulu di pintu masuk. Dipastikan fisik kalian harus kuat. Aku wanti-wanti ya, kalo kalian gak suka kotor, gak suka cape, dan yang terpenting kalo kalian sakit, jangan kesini. This is not suitable for a sweet kind travelling. It is simply a kind of mini adventure.
Goa kedua yang aku datengin dengan si mas adalah goa simasigit. Goa ini panjangnya cuma 40 m dan goa ini adalah goa yang everybody can visit. Semuanya bisa dateng kesini menurutku. Jadi kalo kalian mengunjungi goa Gudawang, goa ini yang paling mungkin untuk didatangin. Goa ini punya ventilasi yang baik dan terang. So this is surely for all of you
Setelah dari sini, si mas penasaran untuk ke Goa Sipahang. Goa ini goa terpanjang dan ‘paling ekstrim’ di antara dua goa lain. Si guide ku malas-malas an kesana. Tapi si mas insist dan si mas menang. Disini aku gak bisa ngambil gambar karena disana bener-bener gak ada penerangan! Sumpah ekstrim.
Dari goa Simasigit, kalian harus berjalan kurang lebih 300 m untuk sampai di goa Sipahang. Di dalam goa, jalanannya lebih susah karena celah goa lebih sempit dan bener-bener gak ada penerangan kecuali dari senter si guide *yang namanya sampe sekarang gak aku ketahui* dan headlamp si mas. Kalian harus nunduk ekstrim untuk bisa melewati celah goa. tasku aja udah kaya apaan tau pas keluar dari sini. Kotooor banget haha. Goa ini lebih gak aku saranin lagi buat kalian, terutama wanita karena medannya berat gaes. Aku aja ini cuma sampe ke pos dua, belum sampe ke ujung karena penerangan yang terbatas dan jalan yang jauh lebih ekstrim. Kalo kesana sama rombongan si aku mau :3
Jadi itu perjalanan satu hari ku. Sebenernya rute yang aku lewati Goa Gudawang-Jasinga (mampir makan)-Maosoleum van Motman-Prasati Ciaruteun. Tapi berhubung aku malas untuk mempos part Goa Gudawang *banyak soalnya* aku jadi mundur hahaha. Kalian mau liat Jasinga? Check foto di bawah ini ya
Aku kira di Jasinga ada makanan tradisional gitu…tapi gak ada. Akhirnya aku makan KW-an nya kaefsi
Abis makan kita memutuskan untuk solat dan mengunjungi tempat selanjutnya. Setelah Googling kita mau ke Maosoleum van Motman wkwkwk.
How to get here :
Kalo naik kendaraan pribadi : dari dramag/bogor kota, arahkan kendaraan kalian ke arah Jasinga, luruuus aja ikutin jalan. dari Dramaga jaraknya kurang lebih 30 km. Nanti belok di daerah ini (gambar di bawah).
Kalo naik kendaraan umum : KRL-Angkot 03 dari sebrang stasiun menuju Laladon-Angkot ke Jasinga-Turun di Gang ini (gambar di bawah)-Lanjut mobil suzuki Carry dari depan Gang/Ojek
Jalanan disini agak kacau karena lagi pembetonan jalan. Jalan ini bisa nembus parung panjang lho.
Tiket Masuk : Tiketnya 15 ribu/orang. Sama guide si mas bayar 50 ribu hehe
Life lesson :
Sama si kaya life lesson aku di pos kemarin, butuh promosi dan perawatan lebih lagi deh. Sediain alat untuk caving juga oke. Intinya memang butuh perombakan si. Menurutku ini potensial lho secara ini gak jauh-jauh banget dari Jakarta. Kalian coba deh. Asal kalian bawa headlamp, baju yang sesuai, dan persiapan caving. Makanan minuman juga karena yang jualan disana, cuma jual minum. Kurang lengkap. Kalo kalian baca keterangan-keteranganku, kalian patuhi ya. Terutama yang wanita. Yang hal kusyukuri dari tempat ini, tempat ini bersih. Di dalam goa ya kotor karena kotoran kelelewar, tapi bersih dari sampah manusia hehe *secara sepi wkwkwk*. Daan semoga guidenya lebih ramah. Si abang yang jadi guide-ku galak banget. Jutek -___-“
Dan mau bilang makasi sama si mas yang udah ajak aku travel this city more. Semoga kita jodoh ya mas jadi bisa kemana-mana lagi. Makasi for give me another color into my life 😀
Dan entah kenapa aku memikirkan quotes ini (setelah gambar) wkwk
Don’t date a girl who loves travelling. She’s a bunch of mess. She wouldn’t mind her looks when she travels. She would explore a place and you’ll be overwhelmed to catch her. She won’t be your kind-of-good-partner-in-selfie. But, deep inside her heart, she would put you in a special place cause you accept her and let her tell about her journey. She will travel into your mind cause you know, she simply like you. And when she likes, she travel.
Quote dariku abaikan. Selamat ketemu di pos selanjutnya ya gaes.
Mausoleum Van Moutmen
Mausoleum Van Motmen merupakan tempat lawatan selanjutnya aku dengan si mas. Sebenernya gak niat ke tempat ini. Tapi kemudian jadi niat setelah kita gak mau pulang dulu setelah dari Goa Gudawang. Haha Goa Gudawang akan aku bahas di pos terakhir hehe. Yaa sengaja lah di reverse. Biar seru. Yuk dilihat
Jadi Mausoleum van Motmen ini terletak dekat dengan pemukiman warga di daerah Leuwisedeng, Kabupaten Bogor. Mausoleum ini lebih mirip kaya kebun gitu. Luasnya cuma 600 m2 dengan bangunan hanya 40 m2. Bangunan ini tidak terawat, as you can see banyak coretan di sini dan tanamannya kurang terawat. Sayang banget si. Padahal menurutku tempat ini bisa jadi miniatur dari museum prasasti di Jakarta. A good one for taking OOTD picture and learn about history hehe.
Setelah puas futu, aku memerhatikan papan tulisan yang warna biru tadi dan nyadar kalo tulisan itu sebenernya menyeramkan haha. Jadi kembali aku cek dalamnya museum. Here the inside
p.s Sebenernya aku panik liat tulisan ada mumi di dalam Mausoleum, tapi pas aku cek gak ada si.
Nah ini ada beberapa gamba tambahan supaya kalian bisa bisa liat gambaran kaya apa Mausoleum van Motmen ini hoho
How to get here :
Kendaraan pribadi : arahkan kendaraan kalian menuju Jasinga Bogor. Kira-kira sehabis Leuwiliang kalian akan sampai di kecamatan Leuwisedeng. Nah Mausoleum ini ada di daerah Leuwisedeng. Ada papan penunjuknya ko cukup besar di pinggir jalan. Kalian tinggal belok kanan kalo dateng dari arah Dramaga/Bogor Kota. Maaf aku gak foto papan penunjuk jalannya. Papannya warna biru ya gaes
Kendaraan Umum : ancer-ancer dari jakarta ya
Dari stasiun kereta -> angkot 03 arah Laladon (kalian nyebrang dulu dari stasiun untuk naik angkot 03) -> angkot jurusan Jasinga terus bilang abangnya turun di Luwisedeng atau di pinggir jalan tepat papan petunjuk jalan itu. Kalian pantengin aja letaknya.
Tiket Masuk :
Gratis
Life Lesson :
Aku hanya berharap orang mengunjungi tempat ini lebih sering. Hehehe biar tempat ini lebih dapat perhatian dari pemerintah. Aku berharap tempat ini mengalami peremajaan seperti pengecetan ulang, rumput disiangi, dan disediakan penjaganya. Ada baiknya juga rumah disekitar tempat ini digusur sehingga tempat ini dapat menampung banyak pengunjung. Saat ini lokasi Van motmen terletak di rumah warga sehingga orang (termasuk aku) sedikit segan untuk masuk. Parkirannya pun hanya muat parkiran motor. Kalau mobil mau parkir harus dipinggir jalan. Dari pinggir jalan harus berjalan skeitar 10-15 m.
Bukan hanya tempat ini, aku berharap Dinas Pariwisata Kabupaten Bogor lebih memerhatikan wisasta di daerah Kabupaten Bogor. Banyak potensi yang bisa digali. Memang akan ada konsekuensi seperti kemacetan dan sampah, tapi menurutku hal ini bisa ditanggulangi dengan membuat tempat ini sebagai wisata umum dan memerkerjakan orang sebagai penjaga. Membuka tempat ini sebagai wisata insyaalloh menambah pendapatan daerah kok. Lumayan banget. As we know kabupaten Bogor itu daerahnya masih banyak yang sedikit tertinggal.
Pengalaman aku lawatan dengan si mas ketiga tempat di kabupaten Bogor menyadarkanku kalau kecamatan-kecamatan disini masih butuh perbaikan. Salah satu pendapatan yang bisa diterima adalah dengan memajukan wisata di kabupaten ini sehingga perbaikan dapat dilakukan. Ini ideku sih. Kalian akan amaze deh dengan potensi Kabupaten Bogor. Aku akan eksplor untuk kalian lebih deh. Hehehe. Aku juga sadar, baru sadar bahwa tujuanku menulis blog adalah tempat wisata lebih mendapatkan eksistensinya. Semoga bisa terlaksana. Amin
Sudah usang ya. Disini juga tidak tersedia tempat parkir yang baik. Semoga tempat ini mengalami perluasan dan bisa banyak dikunjungi. Aamiin.
Prasasti Ciaruteun dan Kebun Kopi
Tempat ketiga (?) yang aku datengin adalah prasasti yang ada di daerah Ciampea yaitu prasasti Kebun Kopi dan prasasti Ciaruteun. Prasasti ini prasasti peninggalan raja Purnawarman dari kerajaan Tarumanegara. Letak prasati ini ada di kecamatan Cibungbulang Kabupaten Bogor.
Kalo kalian sampe di daerah ini, prasasti yang kalian lihat pertama kali yaitu prasasti kebun kopi. Prasasti ini ada di pinggir jalan, sedangkan prasasti Ciareteun letaknya di dekat permukiman warga, artinya kalian ahrus berjalan kaki terlebih dahulu untuk sampai disana. Langsung dilihat yuk.
Prasasti ini ditemukan di kebun kopi makanya dinamakan kebun kopi. Setelah melihat ini, aku dan si mas langsung mencari prasasti Ciareteun. Waktu itu sepi banget haha -_-” Aku dan si mas mau nyerah untuk dateng. Tapi kemudian kita gak nyerah. Alhamdulillah di daerah situ ada pedagang warung yang mau nunjukkin how to get to Prasasti Ciareteun. And this is Prasasti Ciareteun
Prasasti ini dipager dari jauh gitu. Jadi kalo kalian mau mengambil foto sedekat ini, kalian harus menemui guide yaitu masyarakat sekitar karena tempat ini dikunci. Hehe waktu itu kebetulan si mas bisa masuk haha ^^v. Oh iya Prasasti Ciaruteun itu merupakan tapak kaki dari Purnawarman. Raja dari kerajaan Tarumanegara. Isi dari prasasti ini:
“Ini adalah (bekas) dua kaki Purnawarman, raja dari kerajaan Taruma, raja yang gagah berani di dunia”
How to get here:
Kalian arahkan kendaraan kalian menuju Ciampea Bogor. Ketika ketemu jalan di persimpangan Ciampea dan Leuwiliang, kalian ambil kiri. Disitu ada petunjuk jalan menuju Prasasti ini kok hehe 🙂 Kalian jangan ikutin G-Maps. Ikutin Waze aja soalnya peta G-Maps masih salah. Aku aja nyasar haha
Tiket Masuk :
Gratis. Bayar untuk parkir di warga sekitar aja. Aku parkir di warung jadi aku beli jajanan di warung itu dan bayar 10 ribu untuk parkir.
Life Lesson :
Di daerah ini kekeringan terjadi. Aku melihat banyk ibu-ibu yang harus berjalan jauh untuk mengambil air 😦 sedih deh. Mereka harus ke sungai Ciasadane. Gak heran mereka juga mandi di sungai itu. Aku baru pertama kali merasakan kekeringan yang nyata di kota hujan huhu. Sejak melihat hal ini, aku langsung bertekad untuk tidak membuang air hahaha. Kasihan melihat orang sekitar sini yang susah payah nyari air huhu. Smeoga hujan turun rutin di Bogor ya :)) Amin. Maaf aku belum bisa melakukan apa-apa.
Dan aku merasa wisata ini dilupakan 😦 sudah sepi. Aku berharap Pemda Bogor bisa mempromosikan ini lebih baik. Menurutku, bentuk menghargai sejarah adalah mengunjungi tempat-tempat atau situs bersejarah. Hehe bentuk mudahnya. Untuk kalian yang pacaran juga ini adalah salah satu penyegaran. Daripada lihat yang cantik-cantik di mall dan menyebabkan pertengkaran, mending liat yang tua-tua dan gak bergerak kan haha.
Sayang amat dapet guide yang jutek, untung aja pas ane ke sana mah dapet guide yang lumayan lah, meskipun pendiem tapi dikasih rute caving yang keren. Jadi nanti pas Goa Sipahang itu kita dapet rute yang airnya ampe seleher terus muncul di mulut goa yang lain. Haha, seru pisan dah!
SukaSuka
Hehehe iya rada sayang. Jadi ga bisa eksplor semuanya. Tapi gpp. Worth buat suasana baru 😀
SukaSuka